Senin, 02 Juni 2008

Motif Ekonomi dalam Perang

Perkembangan peradaban manusia tidak terlepas dari sejarah perang. Beberapa abad sebelum masehi, sering terjadi pergolakan di daerah antara lembah sungai Tigris dan Euphrates (Mesopotamia) hingga berlangsung selama beberapa abad. Peristiwa perubahan dunia yang lain, dihasilkan oleh pertikaian antar kelompok besar manusia yaitu penaklukan Pulau Kreta oleh bangsa Yunani sehingga menjadiakan perubahan dalam ilmu pengetahuan moderen dengan ditandai lahirnya filsuf-filsuf terkenal seperti Socrates, Plato dan Aristoteles dengan berbagai hasil pemikiran mereka, setelah kebangkitan kembali bangsa Eropa (Renaissance) timbul berbagai macam peperangan mulai antara Spanyol dan Portugal yang menghasilkan perjanjian Zaragoza, Perang laut tujuh tahun antara Perancis dengan Inggris untuk memperebutkan hegemoni di Eropa hingga pada era mutakahir terjadi Perang Dunia I dan II yang melibatkan banyak Negara besar dunia dan membawa perubahan pada banyak Negara di Asia dan Afrika termasuk Indonesia, Perang dingin yang ditandai dengan Perang Vietnam, Perang Korea, Perang Iran-Iraq, dan Perang Afghanistan sampai dengan Perang Teluk I dan II.
Secara eksplisit perang disebabkan oleh berbagai latar belakang, dalam berbagai literature sejarah disebutkan bahwa perang disebabkan oleh : Ideologi : Agama dan Filsafat Pemikiran (Paham), Ekonomi, harga diri sebagai bangsa dan Penegakan perdamaian dunia; sebagai contoh: Perang Spanyol-Portugal dalam memperebutkan daerah jajahan di Benua Amerika dan Asia sebagai tempat penghasil rempah-rempah.
Perang dengan motif Ideologi terjadi pada perang salib di Eropa untuk memperebutkan kota Jerusalem yang disucikan oleh umat Islam dan Kristiani, Perang Vietnam antara Vietcong yang berpaham Komunis dan Amerika Serikat dengan Liberalismenya, Perang Korea antara Korea Utara (Komunis) versus Korea Selatan (Liberal).
Motif harga diri sebagai bangsa ditunjukan pada Perang Dunia I dimana Putra Mahkota Austria-Hungaria dibunuh oleh Gabriel Princip anggota kelompok teroris Serbia di Sarajevo menyebabkan kemarahan Austria-Hungaria berikut Negara-negara aliansinya yang tergabung dalam Blok Sentral (Triple Etente) yaitu Jerman, Austria-Hongaria, Turki Utsmani, dan Bulgaria pada Blok Sekutu yaitu Serbia, Inggris, Perancis, dan Belgia. Perang Dunia I (PD I) berakhir setelah penandatanganan perjanjian Versailles. Jerman sebagai pihak yang kalah dalam PD I ingin mengembalikan kehormatan bangsa Jerman menyusun kekuatan yang dikomando oleh Adolf Hitler berhasil membangun kembali armada tempurnya dan berhasil menghimpun kekuatan di antara Negara-negara Eropa yang mempunyai ambisi sama (Poros As/Jerman, Italia, Spanyol) dan Jepang untuk menunjukan pada dunia bahwa Negara-Negara As adalah bangsa yang paling terkemuka di dunia sehingga terjadi Perang Dunia II.
Dominasi negara-negara barat semakin besar pasca keruntuhan komunis terutama terhadap negara-negara islam maka muncul gerakan-gerakan ekstrim yang bertujuan menghancurkan barat beserta dominasi barat dan ingin mengembalikan prinsip-prinsip dasar (fundamen) islam. Gerakan fundamentalis Islam terjadi di beberapa negara antara lain Afghanistan dengan rezim Taliban, Syria, Libya, Iran, Iraq, Malaysia, bahkan di Indonesia Aksi puncak gerakan Islam Fundamentalis terjadi saat peristiwa 911 (11 September 2001) yaitu penghancuran gedung WTC, New York (katanya) oleh kelompok teroris Al Qaeda dan Irak berikut Afghanistan diklaim Amerika sebagai sarang kelompok teroris Al Qaeda, dengan dalih ingin menghindarkan dunia dari ancaman teroris maka tahun 2002 Amerika menyerang Afghanistan kemudian tahun 2003 Amerika dibantu Inggris dan Austrlia menginvasi Iraq.
Sesuai yang telah diuraikan pada paragraf-paragraf diatas, memang penyebab perang bermacam-macam mulai dari harga diri hingga ideologi tetapi, coba kita berpikir lebih dalam apakah penyebab utama atau causa prima dari pertikaian-pertikaian yang mewarnai perjalanan hidup umat manusia dari zaman ayah-ibu kita Adam dan Hawa? Pertanyaan tentang penyebab perang akan terjawab, dengan menjawab pertanyaan mengapa kita (manusia) dapat hidup? Jawaban pertanyaan sebab manusia dapat hidup adalah karena manusia menggunakan energi dalam melaksanakan segala aktifitas atau dengan kata lain manusia membutuhkan energi, dari manakah manusia memperoleh energi? Manusia memperoleh energi dari makanan yang telah dimakan dan dicerna dalam tubuh manusia, namun apabila kebutuhan makanan sebagai penghasil energi bagi manusia tidak terpenuhi, manusia akan mati; dalam memperoleh makanan, manusia melakukan berbagai cara sesuai perkembangan pola pikir manusia. Pertama kali manusia mencari makanan dengan memburu hewan dan memetik buah-buahan, akibat semakin banyak manusia maka buah-buahan dan hewan di daerah tersebut bertambah sedikit sehingga harus mencari ke daerah lain yang lebih jauh; perjalanan jauh membutuhan banyak energi sehingga manusia pada zaman dahulu memilih berburu beberapa hewan dan memetik banyak buah sekaligus, dibawa pulang, kemudian disimpan untuk beberapa hari atau disebut meramu. Tahap selanjutnya adalah manusia mulai mengenal budidaya tanaman pangan dan beternak hewan untuk dimakan karena tumbuhan dan binatang untuk dimakan jumlahnya semakin berkurang sehingga merupakan keharusan untuk menyediakan kebutuhan pangan sendiri. Untuk membudidayakan tananaman pangan, dan ternak diperlukan kondisi alam memadai antara lain: Kesuburan tanah, iklim, kontur bumi (relief), dan lain-lain. Benua Eropa mempunyai kondisi alam kurang mendukung bagi budidaya kebutuhan pangan, sehingga Bangsa Eropa berusaha mencari daerah koloni di tempat lain untuk mendapatkan kebutuhan bahan makanan. Usaha Bangsa Eropa dalam mendapatkan makanan dicontohkan dalam penaklukan kebudayaan Pulau Kreta oleh bangsa bangsa Yunani karena keadaan alam Yunani kurang baik untuk bercocok tanam sehingga menaklukan kebudayaan Pulau Kreta yang mempunyai tanah subur hal yang sama merupakan penyebab terjadiya konflik di Mesopotamia sebagi rebutan bangsa-bangsa sekitar. Tahap perkembangan peradaban manusia setelah fase bercocok-tanam dan berternak adalah tahap tukar-menukar (barter) karena tidak semua barang pemuas kebutuhan terutama pangan dapat dihasilkan sendiri, dan tukar-menukar merupakan awal manusia melakukan jual beli meskipun secara sederhana. Saat melakukan barter, terjadi permasalahan: apakah barang yang mereka berikan kepada pihak lain mempunyai nilai sama dengan barang yang mereka dapatkan dari hasil tukar-menukar? Guna menjawab permasalahan ketidaksetaraan nilai barang, maka diciptakan uang-barang dengan menggunakan barang tertentu misalkan ternak; akan tetapi timbul permasalahan baru yaitu: uang-barang nilainya tidak tetap dan tidak dapat disimpan terlalu lama, contoh: ternak semakin tua semakin rendah nilainya karena tidak dapat dipergunakan untuk membajak sawah, menarik pedati bahkan kemudian mati. Kelemahan uang-barang sebagai alat tukar menjadikan manusia berpikir sehingga, diciptakan uang sebagai alat tukar dan penentu nilai barang karena nilai bahan pembuat uang relatif stabil sebagai contoh: logam, maka tercipta perdagangan seperti kita kenal saat ini.
Perdagangan membuat suatu barang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan jarak relatif jauh, dan dengan perdagangan pula barang-barang hasil bumi dari kawasan Asia dan Afrika dapat dinikmati Bangsa Eropa. Pada abad ke-12, kota Istambul sebagai kota dagang terbesar di Eropa yang merupakan Jalur Sutera sebagai penghubung antara Asia dan Eropa dikuasai Kerajaan Turki Ottoman. Bangsa Eropa berusaha merebut Istambul dari kerajaan Turki Ottoman yang menganut agama Islam dan Bangsa Eropa sebagai penganut Katholik, sehingga untuk mengobarkan semangat perang digunakan isu agama (Perang Salib), dalam hal ini Istambul sebagai jalan strategis untuk menguasai kembali Kota Yerusalem tempat kelahiran Yesus dari kaum Muslim. Usaha untuk mengusai Istambul tidak maksimal, maka dimulai penjelajahan Samudera untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah. Penjelajahan dimulai oleh bangsa Portugal dan Spanyol, dalam mncari daerah asal rempah-rempah terjadi perang antara Portugal dan Spanyol yang menghasilkan perjanjian Zaragosa. Pelaku penjelajahan dunia berikutnya adalah Inggris diikuti Belanda, Perancis, serta Jerman untuk menguasai rempah-rempah di Asia dan Afrika; kemudian menjadi awal kelahiran Kolonialisme-Imperialisme.
Dalam upaya memperebutkan daerah koloni Jerman kalah bersaing dengan negara-negara Eropa seperti Inggris dan Perancis untuk memperkuat hegemoni di Eropa dengan tujuan menaikan posisi tawar sebagai negara penjajah, maka pada awal abad ke-20 terjadi perlobaan senjata dan “politik mencari kawan” yang dipicu oleh ambisi Jerman untuk menyaingi Inggris, dan Perancis dalam hal kualitas dan kuantitas daerah jajahan. Jerman mempunyai 4 daerah jajahan German East Africa, South-West Africa, Togo, dan Kamerun masih kalah jumlah dan kualitas jika dibandingkan Inggris sebagai contoh : Malaysia sebagai negeri tropis penghasil rempah-rempah, India sebagai penghasil rempah-rempah terbesar setelah Indonesia, Singapura dan Hongkong sebagai pelabuhan dagang, Australia penghasil barang tambang, serta budidaya sapi dan biri-biri, Mesir yang memiliki pelabuhan dengan Terusan Suez sebagai penghubung Laut Merah dan Laut Tengah; atau Perancis yang memiliki koloni di Guyana Perancis sebagai negeri tropis nan subur di Amerika Latin, Martinique: Pulau kecil penghasil rempah-rempah dan mempunyai Pelabuhan, dan lain-lain. Akibat perlombaan senjata dan “politik mencari kawan”yang berlangsung di Eropa maka terjadi Perang Dunia Pertama (1914 – 1918).
Akibat kekalahan dalam Perang Dunia Pertama yang mengandung konsekuensi akibat penandatanganan Perjanjian Versailles yaitu daerah jajahan Jerman menjadi milik negara pemenang PD I maka Jerman berniat megambil kembali daerah jajahannya bahkan memperluas ke seluruh penjuru dunia, maka di bawah kepemimpinan Adolf Hitler mengumumkan diri sebagai bangsa paling terkemuka di dunia dan berhak menguasai bangsa lain. Inggris dengan dalih agar stabilitas di Eropa tidak goyah terlibat konflik dengan Jerman setelah Perancis dikuasai yang notabene merupakan jalur terdekat menyeberang Selat Channel sehingga, apabila Inggris berhasil dikalahkan Jerman maka hak atas daerah koloni Inggris menjadi milik Jerman lalu terjadi Perang Eropa. Selama Perang Eropa kebutuhan industri terutama persenjataan, Inggris menjadikan Amerika Serikat penyedia bahan-bahan industri bagi Inggris; agar dapat memenagkan perang, Jerman memutus mata rantai industri persenjataan Inggris dengan menenggelamkan kapal-kapal dagang Amerika Serikat yang menuju Inggris. Waktu itu income terbesar perekonomian Amerika Serikat dihasilkan dari perdagangan Inggris-Amerika Serikat, akibat insiden penenggelaman kapal dagang oleh Jerman, Amerika Serikat terlibat dalam perang melawan Jerman Jepang setelah Restorasi Meiji menjadi negara industri yang kuat, maka untuk mendapatkan bahan mentah industrinya dan untuk mengatasi kelebihan jumlah penduduk yang meningkat tajam akibat industrialisasi, Jepang menguasai negara-negara di Kawasan Asia Timur (Manchuria dan Korea) serta di Kawasan Asia Tenggara bahkan Oseania salah satunya Hawai yang memiliki tanah vulkanis subur dan pelabuhan kemudian berniat menguasai Amerika Serikat yang mempunyai sumber daya pertanian melimpah. Merasa hajat hidup warganya terancam akibat penjajahan, Amerika Serikat membalas invasi Jepang setelah Pearl Harbour dihancurkan Jepang yang menjadikan skala peperangan yang semula di Eropa meluas sampai dengan Asia-Pasifik dan disebut Perang Dunia II.
Perang Dunia II dimenangkan oleh Inggris yang berhasi mengatasi Jerman di Eropa, Perancis dapat mengusir Jerman berkat bantuan Inggris, Uni Soviet yang berhasil mengalahkan Jerman di Stalingrad, Cina yang dapat menahan invasi Jepang dan Amerika Serikat yang berhasil menaklukan Jepang dalam Perang Pasifik.dan Negara-negara bekas jajahan Jerman, Italia, Spanyol dan Jepang dibagai-bagikan pada Negara-negara pemenang Perang Dunia II, maka kutub politik dunia terbelah menjadi 2 yaitu Blok Barat (Amerika Serikat, Inggris, Perancis ) dan Blok Komunis Timur (Cina, Uni Soviet). Kedua Blok politik dunia saling berebut pengaruh dalam menguasai negara yang baru merdeka terutama blok kapitalis barat agar dapat mengeruk kekayaan alam negara-negara baru merdeka, misal Vietnam yang mempunyai kekayaan alam melimpah ingin dikuasai Amerika Serikat walaupun Amerika Serikat gagal menguasai Vietnam.
Uni Soviet runtuh tahun 1989, praktis kutub kekuatan dunia pada blok kapitalis dan negara-negara yang belum dikuasai adalah negara-negara Timur Tengah terutama Iraq yang memiliki kandungan minyak mentah terbesar di dunia sebagai sumber energi untuk industri yang harganya semakin meningkat. Untuk menyedot kekayaan alam berupa minyak mentah di kawasan Timur Tengah, Amerika Serikat dan Inggris menggunakan isu terorisme sebagai pembenaran dalam menguasai Timur Tengah hingga puncaknya terjadi Perang Irak (2003 – Sekarang) sekaligus menjadikan ajang pamer kekuatan senjata agar produk senjata buatan Amerika Serikat laku dan sebagai pemasaran produk-produk barat dengan menempatkan Multi National Corporation di Timur Tengah. Negara-negara barat tidak hanya mengincar kawasan Timur Tengah, tetapi juga Amerika Latin seperti Venezuela sebagai produsen pengekspor minyak dunia dan kekayaan alam lain yang melimpah dengan menggunakan isu obat bius yang berpotensi menjadi perang.
Sesuai uraian di atas maka penyebab perang sesungguhnya adalah pemenuhan kebutuhan alias motif ekonomi atau Economic Deterministic, adapun motif lain seperti : ideologi (termasuk agama), harga diri bangsa, solidaritas maupun perdamaian dunia adalah sebagai pembenaran suatu penaklukan dan penghisapan bangsa terhadap bangsa lain akibat perang bahkan secara jelas semua agama melarang umat manusia saling menganiaya dalam bentuk apapun termasuk sebagai alat politik.

Tidak ada komentar: